Minggu, 08 April 2012

Situs Gunungpadang "Batu megalitikum"

Situs Gunungpadang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.



Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat. Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun S.M.

Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum.
Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang diketahui berhulu di sekitar tempat ini. Menurut legenda, Situs Gunungpadang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gunung_Padang_Site.jpg

Wisata Pulau Biawak Indramayu


Ini adalah tentang pulau yang disebut Pulau Biawak, karena di Pulau tersebut banyak terdapat Biawak (Varanus salvator) dari yang berukuran sedang sampai berukuran besar, berkeliaran di sepanjang pantainya.

Dengan luas daratan ±742 Ha yang sebagian besar terdiri dari hutan bakau, pulau Biawak menjadi kawasan konservasi endemik burung-burung liar dan (tentu saja) bagi biawak-biawak yang ada disana.

Kepulauan Biawak sebenarnya terdiri dari 3 (tiga) kepulauan besar yaitu Pulau Gosong, Pulau Candikian dan Pulau Biawak itu sendiri.

PULAU BIAWAK (LUAS DARAT ± 120 HA)
PULAU CANDIKIAN (LUAS DARAT ± 97 HA)
PULAU GOSONG (LUAS DARAT … )



  POTENSI SUMBERDAYA ALAM KKLD P. BIAWAK
  • Hutan Mangrove
  • Biawak
  • Terumbu karang
Objek Wisata

Mercusuar Pulau Biawak

Mercusuar setinggi 65 meter yang ada di Pulau Biawak didirikan pada jaman penjajahan Belanda oleh ZM Willem pada tahun 1872. Arsitektur Mercusuar hampir sama dengan Mercusuar yang ada di Bangka Belitung dan Anyer Tangerang. Mercusuar tersebut masih digunakan hingga saat ini.
Dengan anak tangga melingkar yang cukup kecil dan berkarat di dalam mercusuar, perlu kehati-hatian ekstra untuk bisa menaikinya.  Setelah sampai di puncak mercusuar, pemandangan lepas pantai dan dermaga pulau Biawak bisa terlihat.

Biawak

Biawak yang merupakan satwa endemik pulau ini memiliki penciuman yang tajam. Apabila kita ingin melihatnya, kita bisa meletakkan ikan atau daging di dermaga dan dalam waktu yang tak terlalu lama, biawak-biawak akan berdatangan.
Biawak-biawak di pulau ini tidak takut terhadap manusia. Mereka cukup berani mendekat,  namun kita tetap perlu mewaspadai sabetan ekor biawak tersebut.

Pulau Gosong

Pulau Gosong ini sebenarnya adalah sebuah atol berbentuk cincin dengan kepala cincinnya merupakan daratan kecil yang ada di atas permukaan laut, sedang tengah-tengah cincin adalah karang dangkal yang tenggelam di permukaan laut.
Berjarak sekitar 1 (satu) jam perjalanan berperahu dari Pulau Biawak. Pulau Gosong ini sebenarnya menarik untuk digunakan berenang dan snorkeling. Sayangnya, karang di Pulau Gosong ini sudah banyak yang rusak, yang konon kabarnya akibat pengerukan untuk pembangunan Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Exor I sekitar tahun 1980-an. Selain Pulau Gosong, terdapat pula Pulau Candikian, yang sayangnya tidak sempat kami datangi.

Hutan bakau dan Pinus

Pulau Biawak memiliki hutan bakau yang masih cukup lebat. Selain bakau, pinus juga cukup banyak ditemukan di tengah pulau yang merupakan tempat berkumpulnya burung-burung.
Terdapat tangga kayu yang pada awalnya digunakan untuk bisa masuk ke dalam hutan bakau tanpa perlu masuk ke rawa-rawa, namun kondisi pada saat kami datang, tangga kayu tersebut sudah rapuh dan rusak cukup parah.

Tips:
  • Apabila merencanakan trip weekend, sebaiknya dari Jakarta lebih awal (20.00 WIB) agar bisa sampai di pelabuhan sekitar tengah malam lalu dilanjut ke pulau biawak, agar pagi dapat sunrise pada saat di atas kapal ketika menuju ke Pulau Biawak.
  • Akan lebih baik bila menunggu bis ke Indramayu dari terminal bayangan pintu tol jatibening (24 jam) karena bis ke Indramayu dari Terminal Kampung Rambutan habis selepas pukul 22.00 WIB dan ngetemnya lama-pun.
  • Karena Pulau Biawak merupakan pulau yang dikelilingi karang, pada malam hari biasanya arus surut, sehingga perahu yg ditambatkan di dermaga menjadi terdampar dan baru bisa keluar dermaga setelah air pasang (sekitar 12.00 WIB) sehingga perlu diperkirakan untuk waktu kepulangannya.
  • Setelah dari Pulau Biawak, lebih baik menyewa angkot (75k-Rp) dari dermaga karangsong untuk putar-putar kota Indramayu, sebelum pulang ke Jakarta. Ada beberapa obyek wisata yang cukup menarik di Indramayu seperti kota tua, wisata kuliner di Sport center (semacam alun-alun tempat berkumpul warga) dan lain-lain.
  • Kalau anda cukup berani, ternyata di Indramayu banyak yang menjual sate biawak ..!!!
  • Jangan makan pilus D*a Kelinci kalau sedang naik kapal. Potensial muntah!
  • Ombak dari Indramayu ke Pulau Biawak lumayan tinggi.
  • Hati-hati, bis Pantura terkenal rawan copet.
 Untuk temen – temen yang mau ke pulau biawak khususnya yang dari arah jakarta silahkan bisa buka blog ini : http://lembaranpung.wordpress.com/2010/07/15/pulau-biawak-atol-di-laut-jawa-ii-teknis-perjalanan/ di blog ini lengkap dari mulai akomodasi sampai nomor kontak nelayannya juga ada.

Para pencinta keindahan alam,, ada info kapal KM BIAWAK milik dinas perikanan dan kelautan indramayu sudah bisa digunakan yg sebelumnya docking dengan kapasitas kurang lebih 40 org,,

ini nomor kontaknya bapak. H.Sirojudin 081324333097

semoga bermanfaat :) 

 Daftar acuan:



Situ Bolang Indramayu

Situ Bolang merupakan tempat wisata di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu. di Situ Bolang juga terdapat warung makanan yang berdiri di pinggir danau.sehingga menambah keindahan bila berkunjung ka situ bolang, danau situ bolang juga banyak terdapat ikan... bahkan banyak pengunjung hanya untuk sekedar memancing.

Situ Bolang merupakan salah satu tempat wisata alternatif yang mempunyai daya tarik tersendiri, seperti memancing, area perkemahan dan rekreasi air. Tempat tersebut terletak di Desa Jatisura Kecamatan Cikedung, 20 Km dari kota Indramayu, Situ Bolang juga memiliki nuansa pedesaan yang sangat kental dengan panorama pesawahan, ternak kambing, dan pohon Mangga yang tumbuh disekeliling Situ Bolang yang begitu menyajikan suasana nyaman.

Lebih jelasnya lihat dokumentasi berikut:




Minggu, 26 Februari 2012

PESONA “NIRWANA” DI PANTAI PASIR PUTIH, UJUNG GENTENG


PESONA “NIRWANA” DI PANTAI PASIR PUTIH, UJUNG GENTENG

Perjalanan berat dan melelahkan ± 6 jam terasa tak berbekas setelah melihat suguhan panorama alam yang sangat eksotis, pantai Ujung Genteng. Membutuhkan banyak gulungan kertas untuk bisa mendeskripsikan keindahan alam pantainya. Sejauh mata memandang tidak ada kecacatan yang terlintas semuanya begitu sempurna, maha karya sang Maha Pencita memang tak terbantahkan.

Ada satu tempat yang pantainya sangat eksotis, orang2 menyebutnya Pantai Pasir Putih, dinamakan pantai pasir putih mungkin karena pasirnya yang putih bersih membentang luas, belum terjamah oleh injakan kaki dan sentuhan tangan para pelancong. Sehingga pantai ini menyuguhkan panorama yang begitu sempurna dan alami.
  
Jaraknya tidak terlalu jauh dari pantai Pangumbahan (tempat konservasi Penyu) hanya cukup berjalan kaki ke arah barat daya atau bisa dengan kendaraan bermotor melewati tempat konservasi Penyu. Memang perlu usaha yang keras untuk bisa sampai ketempat itu, akan tetapi semuanya akan terbayar setelah kita sampai di tempat tujuan.

Orang2 sering menyebutnya pantai pasir putih, mungkin memang karena pasirnya yang putih. Tapi rasanya lebih pantas kalo kita menyebutnya dengan sebutan pantai “Nirwana” pantai syurga yang ada di bumi. Pasir putih yang terhampar luas, air laut yang jernih dan biru sejauh mata memandang, desiran ombak yang menari-nari, hembusan angin samudra yang sejuk, hangat dan damainya menikmati Sunset, pengalaman menjadi bagian dari pelepasan anak penyu untuk mengarungi samudra yang luas, semuanya menyatu menjadi suguhan alam ujung genteng bagai berada di “Nirwana”. Sungguh menjadi pengalaman yang tidak bisa terlupakan dan ingin rasanya kembali lagi.

Dadang Supardi
21 Februari 2012